TKPPONTIANAK – Tingginya curah hujan di Kalbar berakibat pada angka kasus DBD yang meningkat hingga 7.823 dengan korban 85 orang meninggal dunia. Dari data Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar, tercatat hingga minggu ke-48 di tahun 2023, angka kesakitan DBD di Kalbar sebanyak 6.939 kasus, dengan angka kematian 77 kasus, masuk pada minggu ke 50 di tahun yang sama total kenaikan hampir 884 kasus dalam 2 minggu dengan angka kematian yang sebelumnya 77 naik menjadi 85 kasus.
Baca juga : Lembaga Survei Asing, Ganjar melejit ke Posisi Pertama
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar Erna Yulianti mengungkapkan, kasus DBD yang meningkat akibat dari curah hujan yang tinggi di beberapa wilayah Kalbar yang kemudian menyebabkan telur nyamuk Aedes aegypti menetas karena habitat perkembangbiakannya terisi air hujan.
Menyikapi hal tersebut Andi Harun selaku tokoh masyarakat menjelaskan, terkait maraknya kasus DBD ini, dirinya meminta untuk dinas terkait tidak hanya berbicara soal angka, namun bagaimana cara pemerintah menangani kasus tersebut sebelum terjadi.
Baca juga : Poltracking Indonesia, Prabowo-Gibran Semakin Meroket
“Melihat dari kasus DBD yang sudah hampir ada di setiap 14 kabupaten kota di provinsi kalimantan barat ini, seharusnya pemerintah atau pun swasta secara rutin memberikan himbauan dan edukasi kepada masyarakat, karena ini menjadi langkah awal dalam pencegahan,” ungkapnya pada Selasa (19/12/2023) siang.
Lanjutnya, pemerintah provinsi maupun kota seharusnya sudah memiliki konsep, dalam urusan pencegahan terhadap penyakit-penyakit seperti ini, karena pencegahan diperlukan dalam menghambat penyakit ini terjadi.
“Seharusnya pemerintah atau dinas terkait sudah menyiapkan konsep, jangan kasus ini ada dulu baru dibuat konsepnya, dan ini bukan hanya untuk penyakit DBD tapi semua penyakit,”pintanya.
Baca juga : Gibran akui Kepincut dan kagum hasil Produksi Pegiat Ekraf Pontianak
Kemudian dikatakanya lagi, untuk pasien yang sedang dalam perawatan ini bagaimana penangananya dari dinas kesehatan terkait.
“Nah kan sekarang sudah terjadi nih kasus DBD, bagaimana penangananya dari dinas kesehatan, seharusnya hal hal seperti ini dijelaskan kepada masyarakat apa yang sudah dilakukan,” tutupnya. (ibm)