TKPPONTIANAK – Seorang oknum anggota Brimob Polda Kalbar berinisial AR diduga lakukan tindakan asusila terhadap seorang perempuan pada pada Juli 2021 silam.
Saat ditemui korban L (21) mengungkapkan tindakan asusila ini terjadi ketika AR belum resmi menjadi anggota kepolisian namun telah dinyatakan lulus tes. Kejadian ini sendiri terjadi dirumah pribadi AR dikawasan Desa Kapur, Kabupaten Kubu Raya.
Saat itu korban sempat menolak, namun AR terduga pelaku terus memaksa dan meregang tubuh korban.
“Ia berusaha memaksa saya tapi saya menolak, tetapi tenaga pria jauh lebih kuat setelah itu di buka celana saya hingga perawan saya hilang,” jelasnya saat diwawancarai Senin, (28/1) Malam.
Korban mengaku setelah kejadian, korban menangis dan kemudian diantar terduga pelaku pulang kerumahnya. Pasca kejadian korban sempat putus kontak dengan terduga pelaku, akibatnya korban depresi hingga ingin mencoba mengakhiri hidupnya beberapa kali.
Percobaan bunuh diri terakhir kali yang pernah dilakukan korban yakni dengan menyayat pergelangan tangannya hingga dilarikan kerumah sakit.
Baca juga : Ibu Dan Anak Ditemukan Meninggal Dunia Di Sungai Samalantan
Karena aksi percobaan bunuh diri itu, pihak keluarga AR akhirnya datang menemui keluarga korban untuk mempertanggungjawabkan perbuatan yang telah dilakukan sekitar pertengahan agustus 2021.
Pada pertemuan tersebut pihak keluarga terduga pelaku meminta damai dan berjanji akan menikahkan keduanya, dengan syarat setelah terduga pelaku menjalani ikatan dinas sebagai anggota Polri.
“Keluarga AR ingin menikahkan setelah AR jalani ikatan Dinas sebagai anggota Polri, AR kemudian bersama korban membuat perjanjian diatas materai pada tanggal 2 november 2021,” ujarnya.
Setelah kejadian tersebut hubungan keduanya kemudian berjalan layaknya orang yang berpacaran.
Bagaimana hingga oknum Anggota Brimob ini hingga dilaporkan ke Propam Polda Kalbar oleh korban?
Berikut Kronologis awalnya
Korban awalnya tidak mengenal AR, pertemuan keduanya ini berawal di akhir bulan Mei 2021 di sebuah cafe di kawasan Jalan Mujahidin Pontianak. Saat itu korban datang ke cafe tersebut untuk bertemu dengan teman SMP nya, korban tidak mengetahui jika AR juga ada duduk bersama temannya.
Pada pertemuan itu korban sama sekali tidak mengenal AR, AR hanya mengenal teman-teman korban. Seiring berjalannya waktu AR kemudian dimasukan teman korban kedalam grup WhatsApp. Dari grup WhatsApp inilah AR kemudian mendapatkan kontak si korban.
Baca juga : Curi Motor, Remaja 19 tahun Di Pontianak Diringkus Polisi
Pada pertengahan Juli 2023, AR kemudian mengirim pesan kepada korban melalui WhatsApp, isi pesan tersebut AR mengajak korban untuk makan siang.
“Saya dikirimi pesan oleh AR untuk dijemput dan diajak makan siang, karena saya juga lapar belum makan jadi saya mengiyakan ajakan tersebut,” ucap korban.
Keduanya kemudian pergi makan siang di sebuah rumah makan di kawasan Jalan Tanjung Raya 2. Seusai makan siang bersama inilah kejadian awal tindakan Asusila dilakukan oleh AR.
Berdalih akan mengambil sesuatu barang dirumahnya, AR kemudian mengajak korban untuk menemaninya pergi kerumahnya dikawasan Desa Kapur, Kabupaten Kubu Raya. Merasa tidak ada yang mencurigakan korban kemudian menuruti permintaan tersebut.
“Sehabis makan itu AR, mengajak saya untuk menemani ambil barang dirumahnya, saya mikirnya udahlah namenye kawan minta kawankan ye saya kawankan karena tidak berpikir yang aneh-aneh,” Ungkapnya.
Baca juga : Kasat Reskrim Polres Kubu Raya Resmi Berganti
Sesampainya dirumah, korban tidak merasa curiga sedikitpun kepada AR, saat itu AR mempersilahkan korban untuk masuk kerumah dan AR langsung menuju kamar mandi (WC), Sedangkan korban duduk diruang tamu. Setelah keluar dari WC, AR secara tiba-tiba langsung menutup pintu dan menarik tangan korban hingga korban jatuh kelantai.
“Saat kejadian itu saya heran sewaktu AR keluar dari WC langsung nutup pintu, habis nutup pintu, AR langsung menarik tangan saya makse saya. Saat itu saya sempat berusaha melawan menolak dan menendang AR, karena tenaga saya jauh dibawah AR, akhirnya saya cuma bisa menangis minta lepas sama AR, tapi AR tetap meregang badan saya sampai buka celana dan menindih saya,”jelas korban lirih.
Baca juga : Terekam CCTV Curi Motor, Pelaku Diringkus Polisi Yang Menyamar Sebagai Pembeli
Saat itu korban mengaku hanya terus menangis karena keperawanannya telah direnggut AR.
Setelah melakukan aksi bejatnya, pengakuan korban, saat itu AR panik dan kemudian mengatakan akan bertanggung jawab.
“saat itu saya masih menangis, AR terus panik dan bilang kesaya akan bertangung jawab dan dia bilang bahwa dia khilaf,” ucapnya lagi.
Setelah berhasil menenangkan korban, AR kemudian mengantar korban kembali kerumahnya.
Keesokan harinya setelah pemerkosaan yang dilakukan AR terhadap korban hingga satu minggu kemudian, AR tidak pernah lagi berkomunikasi lagi kepada korban. Hal ini mengakibatkan korban menjadi depresi dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
“karena sudah satu minggu setelah kejadian AR tidak ada menghubungi saya, saya kemudian bertanya kepada teman-teman ngumpul nanya keberadaan AR, dan kemudian menceritakan apa yang sebenarnya terjadi,” kata korban.
Baca juga : Viral!! Alami Depresi, Korban Tindakan Asusila Nekat Coba Bunuh Diri
Karena mengalami depresi yang cukup parah, saat bersama satu teman perempuannya di kawasan pinggir Sungai Kapuas korban akhirnya nekat untuk mengakhiri hidupnya dengan menyilet pergelangan tangan kirinya hingga mengeluarkan banyak darah. Akibatnya korban dilarikan kerumah sakit karena sudah tak sadarkan diri. (Gun)
Bersambung ….