TKPPONTIANAK – Beberapa hari ini media sosial di Pontianak heboh karena unggahan salah satu akun yang diduga melanggar etika dalam penggunaan platform tersebut.
Menyusul viralnya unggahan itu, Ketua Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Kalbar, Kundori pun angkat bicara.
Kundori menekankan perlunya kebijaksanaan dalam menggunakan media sosial sebagai sarana komunikasi.
“Harusnya beretika,” kata Kundori kepada awak media, Minggu (11/2/).
Baca juga : Putra Kalbar Asal Sintang Jadi Pilot Pesawat Tempur TNI AU
Ditegaskannya, ada perbedaan mendasar antara produk Pers dan media sosial.
“Apa yang dihasilkan oleh pers disebut berita, sementara apa yang dipublikasikan di media sosial adalah informasi,” terangnya.
Kundori menjelaskan bahwa produksi berita melalui proses pengolahan oleh wartawan yang memiliki kompetensi terukur. Di sisi lain, media sosial memungkinkan siapa pun untuk menayangkan informasi tanpa memperhatikan latar belakang.
“Dalam dunia pers, terdapat tim redaksi dengan standar yang ketat. Namun, media sosial cenderung bersifat personal dan tidak terikat pada standar yang sama,” tambahnya.
Baca juga : Dilaporkan Hilang, Bocah 8 Tahun Di Sambas Ditemukan Meninggal Dunia
Kundori juga menyoroti perbedaan dalam hal regulasi dan kode etik. Produk pers harus tunduk pada Kode Etik Jurnalistik dan memiliki badan hukum yang sesuai, sedangkan media sosial tidak memiliki batasan hukum yang jelas.
“Produk pers melalui proses verifikasi sebelum dipublikasikan. Bahkan, wartawan pun diwajibkan memiliki sertifikasi yang menunjukkan kompetensinya,” ungkap Kundori.
Baca juga : Polsek Sungai Kakap Amankan Pelaku Pencurian Iphone
Kundori memberikan saran kepada pengelola akun media sosial untuk menghasilkan konten yang lebih bermanfaat dan berkualitas.
Dia menekankan pentingnya menjauhi konten-konten kontroversial dan lebih mengedepankan nilai-nilai etika dalam bermedia sosial.
“Dengan menghasilkan konten-konten yang bermanfaat, seperti promosi wisata, kuliner, atau jual-beli, kita dapat meningkatkan kualitas dan manfaat dari produk media sosial yang dihasilkan,” tutupnya. (Gun)