Pontianak – Akibat kebijakan penurunan efisiensi angggaran pemerintah berdampak pada daya beli masyarakat dan pada akhirnya mempengaruhi pedagang sapi.
Para pedagang, terutama pedagang kecil dan menengah, sangat bergantung pada daya beli masyarakat. Menurunnya daya beli masyarakat, maka penjualan mereka juga ikut menurun. Tentu akan berdampak pada pendapatan dan kelangsungan usaha mereka.
Salah seorang pedagang sapi di Pasar Flamboyan Gajah Mada Pontianak, Sutiyah menyampaikan keluhannya akibat efisiensi anggaran pemerintah. Menurutnya, efisiensi dapat menurunkan pendapatan masyarakat, yang pada gilirannya dapat mengurangi pengeluaran untuk membeli daging apalagi saat menjelang lebaran, namun beda halnya dengan di tahun ini.
“Pembelinya ramai jauh tahun lalu, biasanya kalau pagi kan sibuk gitu ya, makannya saya kadang-kadang tetap melayani masyarakat, kadang kan belinya hanya Rp30 ribu atau Rp20 ribu gitu,” terang Sutiyah, Jum’at (16/5/2025).
Sutiyah mengatakan sejak masuknya peredaran daging impor permintaan masyarakat pada daging lokal menurun, karena banyak yang beralih membeli daging impor dibanding daging lokal.
“Karena daging impor banyak masuk kesini, sapi lokal menurun, banyak yang nggak tersembelih. Karena kebanyakan daging impor yang lebih murah banyak terjual, kalau saya jualnya hanya untuk langganan-langganan yang nggak mau daging impor,” ujarnya.
Sutiyah mengatakan, penjualan semenjak lebaran idul fitri dan sekarang sudah menjelang idul adha juga menurun yang biasanya memotong hingga 7 atau 8 ekor sapi, namun pada saat ini 2 ekor sapi saja tidak habis. Meskipun begitu, sejumlah pedagang tetap semangat untuk berdagang ditengah efisiensi yang melanda.
Sutiyah berharap pemeritah dapat mempertimbangkan dampak dari kebijakan efisiensi anggaran ini terhadap daya beli masyarakat. Dan segera menemukan solusi agar dapat meningkatkan daya beli masyarakat kembali.