NEWS  

Majukan Generasi Dayak di Kalbar Melalui ‘Empowering The Young Generation Left Behind

 

PONTIANAK – Dayak merupakan salah satu suku yang ada di Daerah Kalimantan Barat dengan kearifan lokal yang merupakan kekayaan budaya diwariskan turun-temurun oleh masyarakat Kalimantan.

Suku Dayak dikenal dengan kedekatannya terhadap alam dan cara hidup yang sangat harmonis dengan lingkungan sekitar. Tak hanya itu, suku dayak juga memiliki berbagai macam ragam tradisi yang berkaitan erat dengan alam, serta nilai-nilai sosial yang menekankan pada solidaritas dan gotong royong.

Maka dari itu, di era saat ini masih banyak masyarakat dayak yang bertempat tinggal jauh di pelosok negeri, daerah pedalaman bahkan terpencil sehingga untuk memajukan generasi dayak Kalimantan Barat di daerah tersebut dapat melalui pendidikan.

Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional Melalui Temanya ‘Empowering The Young Generation Left Behind’ yaitu memberdayakan generasi muda yang tertinggal. Selaras dengan situasi yang ada pada saat ini.

Ketua Ikatan Cendekiawan Dayak Nasional (ICDN), Willy Midel Yoseph mengatakan sesuai dengan Tagline ICDN bahwa akan memperjuangkan pemberdayaan suku bangsa dayak, generasi-generasi dayak, dan seluruh masyarakat Kalimantan, tidak hanya dayak untuk lebih maju dan tidak tertinggal.

“Tidak ada lagi yang gelap, tidak ada lagi yang tidak ada sinyal,” ujar Willy Midel Yoseph, Senin (19/5/2025).

Willy mengatakan akan mengusulkan beberapa program penunjang bagi daerah-daerah yang masih tertinggal selaras dengan program Presiden RI, mulai dari infrastruktur, ketahanan pangan, dan pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM).

“Makannya kami mengundang bapak Lasarus selaku Ketua Komisi V DPR RI yang membidangi infrastruktur untuk hadir dan bicara bagaimana program-program pembangunan infrastruktur, nah itu mungkin akan kita usulkan dengan rekomendasi supaya perhatian pemerintah pusat juga kepada daerah kalimantan barat bisa lebih baik lagi,” ungkapnya.

Menurut Willy, tantangan terbesar di era sekarang ini adalah artificial intelligence dalam menegaskan semua tenaga kerja manusia sehingga langkah tepat ialah melakukan pemberdayaan.

“Apakah melalui pendidikan formal, pendidikan informal, pelatihan-pelatihan itu penting menurut saya,” imbuhnya.

Sementara itu, Ketua ICDN Provinsi Kalbar, Adrianus Asia Sidot menyoroti kepada masyarakat bahwa keberadan ICDN ini untuk meminimalkan konflik yang masih dan bisa saja terjadi ditengah sosial masyarakat.

“Pembangunan sumber daya manusia itu tidak semata-mata PC, kesadarannya untuk bersosialisasi, hidup berdampingan dengan masyarakat lain, bertoleransi ini perlu kita jaga,” terangnya.

Baginya ICDN bukanlah hanya bermakna satu warna, tetapi menyatukan perbedaan baik itu dari kristen, katolik, islam, hindu, budha dan lainnya.

“ICDN ini menjadi rumah besar, jadi dayak itu tidak hanya katolik, tidak hanya kristen, bahkan sekarang banyak dayak yang juga islam, tapi harapan saya memang identitas agama boleh berbeda-beda, tapi darah tetap sama,” tambahnya.

Berita yang anda simpan: