KALBAR  

Krisantus: “Di Kalbar Sungai Banyak Jembatan Minim”

 

PONTIANAK – Wakil Gubernur Kalimantan Barat, Krisantus Kurniawan, menyoroti ketimpangan infrastruktur yang masih terjadi di sejumlah wilayah pedalaman, khususnya di Kabupaten Kapuas Hulu. Hal ini ia sampaikan saat membuka kegiatan Jalan Sehat Nusantara (JSN) ME Distrik XI di Komplek Persekolahan Gembala Baik, Pontianak, Sabtu (28/6/2025).

Dalam sambutannya, Krisantus mengungkapkan pengalaman pribadinya usai melakukan kunjungan kerja ke Desa Randawadai, salah satu daerah terpencil di Kapuas Hulu. Ia menyampaikan keprihatinannya terhadap kondisi infrastruktur jalan dan jembatan yang dinilai tidak layak dan jauh tertinggal dibandingkan wilayah lain.

“Di sana saya lihat ada 34 jembatan dari kayu, bahkan ada titik yang tak punya jembatan. Mobil harus turun ke sungai. Saya sedih melihat kondisi itu. Ini tidak adil. Di Jawa tidak ada sungai, jembatan banyak. Di Kalbar, sungai banyak, jembatan minim,” tegas Krisantus.

Ia menekankan bahwa kondisi ini mencerminkan ketidakadilan sosial yang masih menjadi tantangan besar, terutama dalam pemerataan pembangunan infrastruktur antarwilayah. Krisantus juga menyerukan pentingnya pengelolaan sumber daya alam secara adil demi kemakmuran masyarakat secara luas.

“Kita punya alam yang luar biasa, tapi tidak dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk rakyat. Yang memanfaatkan hanya kelompok tertentu dengan kekuasaan. Itu harus kita ubah,” ujarnya.

Wakil Gubernur itu juga menyoroti penegakan hukum yang selama ini dinilai belum menyentuh semua lapisan secara merata. Ia mengajak semua pihak untuk tidak hanya fokus pada pelaku kecil, tetapi juga menindak tegas aktor-aktor besar yang merugikan masyarakat.

“Jangan hanya yang kecil ditangkap. Yang besar juga harus ditindak. Hukum tidak boleh tajam ke bawah, tumpul ke atas,” tambahnya.

Menutup pernyataannya, Krisantus mengajak masyarakat untuk terus memberikan dukungan dalam perjuangan membangun keadilan di Kalimantan Barat. Ia menyebut bahwa keberanian dalam memperjuangkan kebenaran harus disertai dengan tekad dan keteguhan hati.

“Saya ingat pesan guru saya, kalau berani, jangan takut-takut. Kalau takut, jangan berani-berani. Mohon doa dan dukungan masyarakat agar kami bisa terus memperjuangkan keadilan di Kalbar ini,” tutupnya.

Berita yang anda simpan: