PONTIANAK – Kota Pontianak kembali menggelar ajang bergengsi tahunan, Pemilihan Bujang dan Dara 2025 sebagai bagian dari upaya melestarikan budaya lokal sekaligus mempromosikan potensi pariwisata daerah yang berlangsung di Hotel Ibis, Sabtu (16/8/2025). Setelah melewati proses seleksi yang ketat dan penuh tantangan, akhirnya Adrian Putera Ramadan dan Diva Aurelia terpilih sebagai Bujang dan Dara Kota Pontianak 2025.
Adrian, mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Tanjungpura berusia 18 tahun, mengaku sangat bersyukur dan bangga atas pencapaiannya.
“Saya sangat senang bisa menjadi juara bujang Kota Pontianak. Ini adalah hasil dari proses panjang yang saya jalani. Tahun lalu saya ikut dan hanya mendapat kategori Bujang Fotogenik, tapi saya tidak menyerah,” ungkap Adrian.
Lebih lanjut, Adrian menyatakan tekadnya untuk mengangkat adat budaya Melayu serta mempromosikan Pontianak sebagai destinasi wisata unggulan.
“Kami akan berkolaborasi melalui promosi digital, menggandeng influencer muda agar budaya Pontianak semakin dikenal luas,” tambahnya.
Sementara itu, Dara terpilih, Diva Aurelia, merupakan mahasiswa Program Studi Hubungan Internasional di universitas yang sama. Ia mengungkapkan rasa haru dan bangga karena berhasil terpilih pada kesempatan pertamanya mengikuti ajang ini.
“Saya tidak menyangka bisa terpilih. Ini adalah pengalaman pertama saya masuk ke dunia budaya, dan saya merasa sangat terinspirasi,” katanya.
Diva juga menegaskan pentingnya dukungan keluarga dalam proses ini.
“Alhamdulillah semuanya berjalan lancar. Dukungan keluarga adalah kekuatan terbesar saya hingga bisa berdiri di sini,” tuturnya.
Pada kesempatan yang sama, Wali Kota Pontianak, Edi Rusdi Kamtono, menyampaikan apresiasi kepada seluruh peserta serta penyelenggara yang telah mendukung terselenggaranya acara tersebut. Ia menegaskan bahwa pemilihan Bujang Dara merupakan bagian penting dari pengembangan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif daerah.
“Setiap tahun kita gelar pemilihan ini sebagai ajang yang bukan hanya menampilkan potensi generasi muda, tetapi juga sebagai simbol budaya Kota Pontianak. Mereka akan menjadi representasi kota dalam berbagai kegiatan formal maupun non-formal,” jelas Edi Kamtono.
Ia juga berharap agar para finalis dan pemenang dapat terlibat aktif dalam berbagai kegiatan nasional dan internasional yang akan diselenggarakan di Pontianak, seperti Rapat Kerja Nasional Arsitektur Indonesia dan pertemuan ahli peneliti arsitektur ASEAN yang akan digelar pada September mendatang.
Wali Kota juga menekankan bahwa Pontianak tengah bergerak menuju kota kreatif berbasis budaya dan keramahan lokal. Ia menyebut kegiatan seperti pemilihan Bujang Dara sebagai “wajah kota” yang akan memperkuat citra Pontianak sebagai kota yang humanis, toleran, dan terbuka bagi siapa pun.
“Siapapun yang datang ke Pontianak selalu terkesan akan keramahannya. Itulah yang harus terus kita jaga dan lestarikan melalui generasi muda,” ujarnya.
Ia juga menyebut Pontianak sebagai kota jasa dan perdagangan yang ditopang oleh 15 sektor ekonomi kreatif, termasuk musik, kuliner, fotografi, hingga tari tradisional. Pemilihan Bujang Dara dianggap sebagai ruang tumbuh bagi anak muda yang ingin mengekspresikan kecintaan mereka terhadap budaya.
Bagian dari Festival Budaya dan Pariwisata
Pemilihan Bujang Dara 2025 juga menjadi pembuka rangkaian acara Katulistiwa Event dan Astur Siwa Kopi Festival, yang diselenggarakan sebagai bagian dari promosi wisata kuliner lokal Pontianak. Meski bukan penghasil kopi utama, Pontianak mengangkat potensi kreativitas dalam penyajian dan cita rasa, menjadikannya sebagai kekuatan tersendiri di mata nasional.
Wali Kota menutup sambutannya dengan harapan agar para pemenang bisa menjadi “duta cahaya” yang mencerminkan keindahan, keramahan, dan kekayaan budaya Kota Pontianak.
“Bujang dan Dara bukan hanya simbol, tapi harapan besar kita kepada generasi muda untuk menjaga, merawat, dan mempromosikan budaya lokal di panggung nasional bahkan internasional,” pungkasnya.