JAKARTA – Komitmen Kalimantan Barat dalam memperluas akses keuangan kembali mendapat pengakuan nasional. Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) Kalimantan Barat dinobatkan sebagai TPAKD Provinsi Terbaik untuk wilayah Kalimantan pada ajang TPAKD Award 2025.

Gubernur Kalbar, Ria Norsan menerima langsung penghargaan tersebut dari Menko Perekonomian dan Menteri Pariwisata. TPAKD Kalbar dinilai berhasil menjalankan berbagai inisiatif strategis sepanjang tahun 2024 dan awal 2025. Penilaian dilakukan oleh tim gabungan dari enam lembaga utama, termasuk OJK, Kemenkeu, Kemendagri, Kemenko Perekonomian, kalangan akademisi, dan lembaga internasional.

Dalam hal ini, Ria Norsan menegaskan bahwa capaian ini menjadi bukti kerja nyata pemerintah daerah dalam mendorong inklusi dan literasi keuangan secara merata.

“Ini bukan sekadar penghargaan, melainkan cermin dari sinergi kuat berbagai pihak di Kalbar. Fokus kami adalah memberdayakan masyarakat melalui literasi dan akses keuangan yang menyeluruh, dari pelajar hingga pelaku UMKM,” ujar Norsan, Sabtu (11/10/2025).

Selama 2024, TPAKD Kalbar mengimplementasikan 8 tema utama dengan 18 program kerja yang menyasar beragam segmen masyarakat. Hasilnya mencengangkan: tingkat capaian program mencapai rata-rata 149,94%. Beberapa pencapaian menonjol antara lain:
Program KEJAR (Satu Rekening Satu Pelajar): 95,25% pelajar Kalbar telah memiliki rekening tabungan, melebihi target nasional tahun 2025 (91%). Agen Perbankan: Terbentuk di 1.890 desa dan kelurahan, memperluas titik akses keuangan hingga ke pelosok.

Terbentuknya 26 Galeri Investasi, dengan jumlah investor saham Kalbar mencapai 94.701 orang.
Jaminan Sosial untuk Pekerja Informal: Partisipasi pekerja non-upah dalam program JKM dan JKK naik drastis dari 12% (2023) menjadi 21,96%.

Digitalisasi UMKM dan Business Matching: Menjangkau UMKM, perempuan, penyandang disabilitas, dan anggota Pramuka melalui 36 kegiatan literasi keuangan.

“Kami tak hanya bicara data, tapi dampak. Inklusivitas keuangan harus menyentuh seluruh lapisan masyarakat, terutama mereka yang sebelumnya belum terlayani sektor keuangan formal,” tegas Norsan.(Ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *