PONTIANAK – Isu pencampuran bahan bakar minyak (BBM) dengan etanol kembali menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Anggota DPRD Provinsi Kalimantan Barat, Agus Sudarmansyah, menyatakan perlunya keterbukaan informasi dan kebijakan yang berpihak pada konsumen dalam penerapan kebijakan ini.

Agus menyebut bahwa penggunaan etanol dalam BBM memang bukan hal baru dan telah diterapkan di berbagai negara. Namun, menurutnya, masyarakat Indonesia masih belum sepenuhnya memahami dampak dari kebijakan tersebut.

“Ini kan persoalan yang masih awam bagi kita. Jadi berbagai persepsi muncul menanggapi isu ini. Ada yang berpendapat tidak masalah karena di negara lain juga dilakukan, tetapi kebanyakan konsumen yang kami ajak diskusi justru keberatan,” kata Agus saat diwawancarai di Kantor Bupati Kubu Raya, Senin (13/10/2025).

Ia menyoroti kekhawatiran konsumen mengenai dampak negatif campuran etanol terhadap mesin kendaraan. Di antaranya adalah potensi korosi pada mesin, meningkatnya biaya perawatan, hingga penurunan umur pakai kendaraan.

“Menurut mereka, kandungan etanol ini menyebabkan efek korosi bagi mesin. Sehingga menimbulkan biaya pemeliharaan yang lebih tinggi dan masa kekuatan dari mesin mobil itu menjadi menurun,” tambahnya.(Ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *