PONTIANAK – Aksi demonstrasi masyarakat Kalimantan Barat yang digelar di depan Gedung DPRD Provinsi Kalbar pada Jumat (29/8/2025) berakhir ricuh. Kericuhan pecah saat massa menyuarakan lima tuntutan utama kepada pemerintah dan aparat penegak hukum.

Kelima tuntutan tersebut meliputi pencopotan Kapolresta terkait dugaan tindakan represif yang melukai rekan demonstran sebelumnya, penolakan kenaikan penghasilan anggota DPR, evaluasi kinerja Satgas PKH di Kalbar, pemerataan sarana-prasarana pendidikan, serta pengawalan janji penciptaan 19 juta lapangan kerja.

Ketegangan memuncak sekitar pukul 18.00 WIB, ketika aparat kepolisian menembakkan gas air mata untuk membubarkan massa yang bertahan di halaman gedung. Bentrokan berlangsung hingga pukul 22.00 WIB, memaksa pendemo mundur ke Jalan Sutoyo.

Sejumlah demonstran diamankan, sementara korban luka dilaporkan dari kedua belah pihak. Salah satunya, Arif Manurung, mahasiswa Universitas Tanjungpura Pontianak, mengalami luka di kepala dengan 11 jahitan akibat terkena peluru gas air mata.

“Saya sudah berada di dalam area kampus, tetapi aparat masih menembakkan gas air mata ke dalam kampus, dan mengenai saya di kepala. Akibatnya saya harus menerima 11 jahitan,” ungkap Arif.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak kepolisian belum memberikan keterangan resmi terkait insiden tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *