JAKARTA – Kementerian Kesehatan Republik Indonesia mengambil langkah serius dalam menangani kasus keracunan yang dikaitkan dengan program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, menyampaikan bahwa data terkait insiden tersebut kini dimonitor dan diperbarui setiap hari.
Ia menegaskan bahwa sistem pelaporan kasus sudah mengalami perbaikan signifikan dibanding sebelumnya.

“Sekarang datanya kita lihat setiap hari. Pelaporan juga sudah terintegrasi, tidak hanya lewat media sosial, tetapi langsung dari Dinas Kesehatan setempat,” ujar Budi, Rabu (8/10/2025).

Sebelumnya, laporan mengenai dugaan keracunan makanan dari program MBG kerap kali hanya muncul di media sosial tanpa konfirmasi resmi. Namun, dengan melibatkan Dinas Kesehatan daerah secara aktif, Budi menyebut sistem pelaporan kini lebih valid dan respons penanganannya pun lebih cepat.

“Kalau ada laporan di sosial media, kita segera cocokan dengan data dari Dinkes. Jadi sekarang penanganannya lebih cepat dan akurat,” tambahnya.

Lebih lanjut, Kemenkes juga bekerja sama dengan Badan Gizi Nasional (BGN) untuk melakukan audit menyeluruh terhadap pelaksanaan program MBG di sekolah-sekolah, terutama pada titik yang terindikasi mengalami kasus keracunan.

“Dinas Kesehatan adalah yang paling awal tahu jika ada kejadian di wilayahnya. Mereka melaporkan, lalu BGN akan turun bersama Dinkes melakukan audit. Ini untuk memperbaiki tata kelola dan pelaksanaan di SPPG (Satuan Pendidikan Pelaksana Gizi),” jelas Menkes.

Ketika ditanya apakah sistem pelaporan ini akan bersifat real-time seperti dashboard COVID-19 di masa pandemi, Budi membenarkan bahwa Kemenkes kini menerapkan pola pemantauan serupa.

“Iya, datanya sekarang sudah masuk setiap hari, mirip seperti saat pandemi COVID-19. Kita ingin respons cepat dan berbasis data,” tegasnya.

Langkah ini diambil menyusul meningkatnya kekhawatiran publik atas kejadian keracunan yang terjadi di sejumlah daerah sejak peluncuran program MBG. Pemerintah berkomitmen untuk meningkatkan standar keamanan pangan dan menjamin bahwa tujuan awal program yaitu menyediakan makanan bergizi bagi anak sekolah tetap terlaksana tanpa mengorbankan keselamatan.(Ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *