PONTIANAK – Sebuah video viral yang memperlihatkan seorang siswa di Desa Peniti Besar dan Peniti II, Kecamatan Segedong, Kabupaten Mempawah, tengah bergelantung di atas tali tambang untuk memperbaiki jembatan apung yang tersangkut, mengundang keprihatinan publik.
Video tersebut menunjukkan betapa berbahayanya akses pendidikan bagi anak-anak di wilayah tersebut, yang harus menempuh perjalanan penuh risiko hanya untuk bisa sampai ke sekolah.
Jembatan apung yang menjadi akses utama masyarakat di dua desa tersebut kerap mengalami kerusakan atau tersangkut, terutama saat air pasang atau aliran sungai deras. Hal ini membuat siswa dan warga harus mengambil tindakan sendiri agar bisa melintas, termasuk dengan cara berbahaya seperti dalam video yang beredar.
Sebelumnya, Pemerintah Kabupaten Mempawah telah turun langsung meninjau lokasi sebagaimana terlihat dalam unggahan akun TikTok @mempawahbisa pada 18 Juli 2025 lalu. Namun, Pemkab Mempawah menjelaskan bahwa penanganan infrastruktur tersebut merupakan kewenangan Pemerintah Provinsi Kalimantan Barat.
Menanggapi hal tersebut, Gubernur Kalimantan Barat, H. Ria Norsan, memastikan bahwa perbaikan jembatan apung tersebut sudah direncanakan dan masuk dalam anggaran Pemerintah Provinsi Kalbar.
“Sedang ditinjau, untuk diperbaiki sudah dimasukkan ke anggaran,” ujar Ria Norsan saat diwawancarai usai menghadiri acara di Pendopo Gubernur Kalbar, Sabtu (6/9/2025).
Gubernur juga menambahkan bahwa pihaknya telah melakukan koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Mempawah dan memastikan rencana perbaikan berjalan melalui instansi teknis yang berwenang.
“Sebelumnya saya juga sudah koordinasi dengan bupatinya, dan perbaikannya sudah dianggarkan melalui PUPR Kabupaten Mempawah,” ungkapnya.
Warga Desa Peniti Besar dan Peniti II berharap agar perbaikan ini bisa segera direalisasikan mengingat pentingnya akses jembatan tersebut dalam kehidupan sehari-hari, terutama untuk anak-anak sekolah.