PONTIANAK – Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Kalimantan Barat menyatakan penolakan terhadap praktik penulisan ulang sejarah Indonesia yang dianggap menyimpang dari fakta dan berpotensi menyesatkan pemahaman generasi muda.
Ketua DPD GMNI Kalbar, Cesar Marchello Miracle, menyampaikan bahwa upaya merombak narasi sejarah tanpa landasan yang akurat dapat merusak nilai-nilai kebangsaan serta menghilangkan jejak perjuangan tokoh-tokoh bangsa.
“Langkah seperti ini tidak hanya mencederai kebenaran sejarah, tapi juga berisiko memudarkan semangat nasionalisme generasi penerus,” ujar Cesar dalam pernyataan resminya.
GMNI Kalbar juga mengkritisi indikasi adanya agenda sistematis untuk mengecilkan peran Presiden Soekarno dalam sejarah perjuangan kemerdekaan. Mereka menilai, proses de-Soekarnoisasi—baik secara halus maupun terang-terangan tidak boleh dibiarkan.
“Bung Karno bukan sekadar bagian dari sejarah. Ia adalah fondasi dari kemerdekaan dan identitas kita. Menghapusnya sama saja dengan menanggalkan bagian penting dari jati diri bangsa,” tegas Cesar.
Organisasi ini mendesak pemerintah agar menjaga integritas penulisan sejarah dengan bersandar pada data dan dokumen autentik, bukan dikendalikan oleh arus politik sesaat atau kepentingan ideologis tertentu.
“Sejarah harus ditulis dengan jujur dan apa adanya. Fakta tidak boleh dipelintir demi kepentingan kelompok tertentu,” tambahnya.
Tak hanya kepada pemerintah, GMNI Kalbar juga mengajak masyarakat untuk tidak menerima begitu saja narasi baru yang disodorkan tanpa kajian kritis. Menurut mereka, kesadaran kolektif sangat penting untuk menjaga warisan sejarah bangsa tetap utuh.
“Menjaga sejarah adalah tanggung jawab kita bersama. Jangan biarkan generasi mendatang tumbuh dengan sejarah yang telah dimanipulasi,” tutup Cesar.