JAKARTA – Starbucks, jaringan kedai kopi terbesar di dunia, mengumumkan langkah restrukturisasi besar-besaran yang akan berdampak pada penutupan lebih dari 100 gerai di kawasan Amerika Utara serta pemutusan hubungan kerja terhadap sekitar 900 pegawai di sektor non-ritel.

Restrukturisasi ini merupakan bagian dari strategi jangka panjang bertajuk ā€œBack to Starbucksā€ yang digagas oleh CEO Brian Niccol. Inisiatif ini bertujuan merespons tantangan bisnis terbaru, termasuk penurunan penjualan global yang terjadi selama beberapa kuartal terakhir.

Seperti dikutip Dalam laporan resmi yang diserahkan ke Securities and Exchange Commission (SEC), manajemen Starbucks, Sabtu (27/09/2025) memperkirakan penurunan sekitar 1% jumlah gerai yang dikelola langsung di wilayah Amerika Utara selama tahun fiskal 2025. Saat ini, perusahaan tercatat memiliki lebih dari 11.400 gerai di kawasan tersebut.

Kebijakan ini juga akan berimbas pada pemangkasan ratusan posisi di luar jaringan ritel, seperti di bagian korporat dan manajemen. Sekitar 900 karyawan akan menerima pemberitahuan PHK per Jumat, 26 September 2025.

Langkah ini dilakukan di tengah tekanan konsumen dan berbagai aksi boikot yang turut mempengaruhi performa keuangan Starbucks secara global. Meski demikian, pihak perusahaan menyatakan tetap berkomitmen untuk meningkatkan efisiensi operasional dan memperkuat pengalaman pelanggan di masa mendatang. (ara)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *