TKPPONTIANAK – Sejumlah awak media diundang Kepala BNN Kota Pontianak Anida Sari pada Kamis (18/1) siang. Pertemuan yang berlangsung di ruangan kantor BNN Kota Pontianak ini guna meluruskan pemberitaan terkait tes urin yang dilakukan 2 orang siswa SMP Negeri 14 kota Pontianak. Pada tes urin yang dilakukan di sekolah Rabu (17/1) siang, dikatakan bukan dari pihak BNN Kota Pontianak melainkan dari pihak rehabilitasi narkoba Al-Hijrah.
Pada pertemuan itu turut hadir Kepala Sekolah SMP Negeri 14 Kota Pontianak Neti Herwati beserta guru. Dalam kesempatan tersebut awak media juga melakukan wawancara kepada pihak sekolah terkait dua orang siswa yang di duga membawa narkoba kesekolah.
Baca juga : Pihak Sekolah di Pontianak Tuduh 2 siswanya Sebagai Pengedar Narkoba di Lingkungan Sekolah
Saat sesi wawancara dengan pihak sekolah awalnya berjalan lancar, namun tak lama berselang suasana memanas, pihak sekolah merasa tidak terima karena pemberitaan sebelumnya pihak media tidak melakukan konfirmasi terlebih dahulu.
Pernyataan tersebut dibantah sejumlah awak media yang hadir, Riski Farisal dari tkppontianak.com mengungkapkan dirinya telah berulang kali mencoba menghubungi melalui sambungan telpon dan pesan singkat WhatsApp namun tidak mendapat respon.
“saya sudah coba menghubungi ibu kepsek, saya telpon dan WA namun tidak direspon, selain saya, anak Net TV juga coba menghubungi namun juga tidak direspon,”jelasnya.
Baca juga : Kepsek SMP Negeri 14 Pontianak Bantah jika Tuduh Siswanya Sebagai Pengedar Narkoba
Mencegah suasana terus memanas awak media kemudian keluar dari ruangan pertemuan dan menuju keruangan kepala BNN Kota Pontianak untuk melakukan wawancara kepada Kepala BNN Kota Pontianak.
Saat akan pulang dari kantor BNN Kota Pontianak sejumlah awak media secara tiba-tiba dihadang seorang pria yang diduga anak dari kepala sekolah SMP Negeri 14 Pontianak. Ketika menuruni anak tangga pria tersebut mengatakan kepada Ferryanto salah seorang wartawan Tribun Pontianak dengan ucapan Wartawan yang tidak Profesional.
“saat selesai wawancara kami akan pulang, dari depan pintu kami sudah dihadang terus banyak omongan yang tidak sedap diarahkan kepada kami, dan terakhir orang itu mengatakan kepada bang Feri Tribun Pontianak sebagai wartawan yang tidak Profesional,”ucap Riski.
Baca juga : Lubang di Tanjakan Jembatan Kapuas 2 Ancam Keselamatan Pengguna Jalan
Akibat hal tersebut sempat terjadi ketegangan diantara kedua belah pihak, beruntung awak media lain dan beberapa orang disekitar lokasi dapat melerai.
“setelah mengatakan bang fery bukan wartawan Profesional pria tersebut tampak seperti menantang bang feri, nah habis itulah mulai tegang, jadi kami yang ada situ berusaha untuk melerai keduanya,” tutupnya. (Gun)