PONTIANAK – Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Provinsi Kalimantan Barat, Rita Hastarita, mengajak para pelajar di jenjang SMA, SMK, dan SLB untuk lebih memahami pentingnya literasi keuangan sejak dini. Ajakan ini disampaikan dalam rangka penguatan program hasil kolaborasi antara Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Bursa Efek Indonesia (BEI), dan Pemprov Kalbar.
“Inilah bentuk sinergi untuk meningkatkan literasi keuangan di satuan pendidikan. Kita dorong kembali gerakan satu rekening, satu pelajar di SMA, SMK, dan SLB,” ujar Rita saat diwawancarai di Aula Garuda Kantor Gubernur, Selasa (5/7/2025).
Rita menjelaskan bahwa program literasi keuangan ini tidak hanya berhenti pada kepemilikan rekening, tetapi juga diperkuat dengan kehadiran Bank Mini di sekolah-sekolah. Evaluasi terhadap Bank Mini yang telah dibentuk terus dilakukan, dan Disdikbud Kalbar mendorong lebih banyak sekolah, baik negeri maupun swasta, untuk membentuk Bank Mini sebagai sarana belajar mengelola keuangan secara langsung.
“Bank Mini ini kami luncurkan pertama kali dua tahun lalu di SMK Negeri 3 Pontianak. Kami fokus kembangkan dari sana,” jelasnya.
Untuk mendukung operasional Bank Mini, Disdikbud Kalbar bekerja sama dengan Bank Kalbar dalam penyediaan aplikasi yang digunakan di seluruh SMA dan SMK. Aplikasi ini bersifat user friendly, memudahkan siswa untuk memahami dan menjalankan fungsi dasar perbankan.
“Anak-anak bisa langsung praktik. Mereka bisa jadi teller, mencatat transaksi, dan belajar bagaimana mengelola keuangan pribadi. Ini sangat aplikatif,” tambahnya.
Rita berharap, melalui program ini, pelajar di Kalbar akan semakin paham cara mengatur keuangan sejak dini. Ini penting, tidak hanya untuk kesiapan mereka menghadapi dunia kerja, tetapi juga untuk membentuk kebiasaan hidup bijak dalam finansial.
“Harapan kita, literasi keuangan di sekolah meningkat. Anak-anak SLB juga harus mendapat kesempatan yang sama untuk belajar mengelola keuangan sejak dini,” tutupnya.
