Pontianak – Acara Kontes Asosiasi Penangkaran Ikan dan Pedagang Siluk (APPS) kembali digelar di Pontianak Convention Centre (PCC).
Berbagai jenis ikan arwana yang juga dikenal sebagai siluk diikutsertakan dalam West Kalimantan Siluk Internasional Contest. Ikan tersebut dibagi menjadi beberapa kategori mulai dari kategori S (Small), XS (Ekstra Small), M (Medium), L (Large) dan U (Unik).
Kepala Deputi Bidang Karantina Ikan, Drama Panca Putra mengungkapkan event seperti ini bila perlu diadakan juga dari luar negara untuk mendorong perkembangan pasar sebagai bentuk mitra kerja sama antara negara luar dan indonesia.
“Sebagaimana negara mitra kita jepang, kalau membuat Koi Show di indonesia, dengan harapan taruhan ini semakin luas dan akan semakin dikenal, lalu pasar juga semakin terbuka luas dapat mendorong ekspor kita,” katanya, Sabtu (3/5/2025).
Selain itu, Drama berpesan dalam melakukan penangkaran harus memperhatikan cara budidaya yang baik agar terhindar dari hama penyakit ikan.
“Kalau sudah terserang hama penyakit ikan misalnya, untuk ikan koi sering kena herpes yang akhirnya terjadi kegagalan panen,” jelasnya.
Hal itu, tentu akan menyebabkan hilangnya kepercayaan internasional terhadap komoditas ikan bahwa penyakit tersebut masih akan berdampak dan beresiko bagi komoditas ikan yang lain.
Dalam penangkaran ikan juga harus memiliki perizinan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan yang berlaku, ada batasan tertentu terkait aktivitasnya serta harus terdaftar agar dapat diawasi dan dikoordinasi oleh lembaga asosiasi penangkaran.
“Nah, yang paling penting adalah peraturan yang sudah kita buat bertujuan untuk memastikan kelestarian ikan arwana, seperti tidak boleh diperdagangkan semisal masih diukuran 12 cm tentu harus diperhatikan, jangan sampai kita lakukan penjualan dari hasil tangkapan tanpa izin,” tegasnya.
Pentingnya dilakukan pembudiayaan, penangkapan serta pemanfaatan secara lestari untuk menjamin pelestarian sumber daya perikanan terutama ikan arwana yang ada di Provinsi Kalimantan Barat.
